Friday, October 23, 2009

Pesanan Sang Kekasih

Rasulullah sallaLlahu 'alaihi wasallam berpesan pada kaum Anshar:
Aku menunggu kalian di telaga Al-Haudh
Renungkanlah!
kedatanganmu esok disana
akan sangat bergantung dengan sikapmu di dunia

Jika engkau datang ke majlis seperti ini
dan ada niat di hatimu untuk mensucikan hatimu
niat yang kuat untuk menggapai redho Allah,
niat yang kuat untuk mengamalkan apa yang kau dengar
Maka engkau pasti akan sampai ke telaga beliau
jika engkau canangkan program belajar agama
dan hukum syariat bagi keluargamu
dan engkau bantu mereka dalam rangka menunaikan urusan agama

bantulah anak-anakmu agar mereka bisa beristiqomah
kerana saat ini
banyak tangan yang akan mencengkam mereka
yang bertujuan merusak tutur kata mereka
hingga mereka berbicara busuk
atau berupaya merusak perilaku mereka
hingga mereka berbuat yang terlarang
atau berani meninggalkan perintah-perintah wajib

atau merusak fikiran mereka
hingga mereka berani melecehkan hukum syariat
berani menodai kehormatan agama
dan melecehkan kemuliaan Nabi dan Rasul
Hal inilah yang hari ini banyak dipropagandakan oleh pelbagai media
yang bertujuan mencengkeram paksa anak-anak kita

Wahai Allah
peliharalah anak-anak kami
dan seluruh anak-anak umat Islam
Jagalah putri-putri kalian!
Jagalah Isteri-isteri kalian!
Bantu mereka untuk menunaikan perintah-perintah agama
jangan menjadi penghalang mereka berbuat kebaikan
Jika mereka akan berbuat baik,
fasilitasi mereka!, bantu mereka!
kerana ini merupakan tanggungjawab yang besar
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka...
by: Al-Musnid Habib 'Umar bin Salim Al-Hafiz

Friday, October 2, 2009

CINTA BERPUTIK

wangian dari atar menyegari gelap malam itu, harumannya bagai menyeliputi, deruan angin sekali sekala seakan menarik haruman itu menghiasi sunyinya malam

tergetar-getar bibirnya, temporomandibular jointnya tidak dapat dikawal lagi, derauan darah bagai mengalir deras melampaui aturan cerebellum mengkocak sekalian pembuluh darah dan saraf tubuhnya, laju air mata rindu dan cinta membasahi pipi, sekali-sekali ia jatuh menitis ke bumi, kalimah "cinta" terus laju mengasyikkan jiwa yang sudah lama gersang

dia semakin resah, seperti tidak berdaya lagi melawan perasaannya itu, nafasnya terus kencang walau cuba dineutralkan oleh saraf phrenic, esakan-esakan suara kecil seorang hamba kerdil lagi tak berdaya terus mendamba cinta Tuhannya, dia lemas dan tenggelam dalam menggapai cinta yang telah berputik itu, bagai tiada wujud lagi segalanya

sungguh tiada tandingan cinta yang MAHA ESA